Oleh :
Dindin Abdul Muiz Lidinillah, S.Si., S.E.
Pendahuluan
Melanjutkan studi di perguruan tinggi (PT), mungkin menjadi suatu harapan yang besar bagi setiap orang. Harapan tersebut semakin ideal jika PT yang dimaksud adalah PT Negeri dengan jurusan yang favorit. Saya yakin semua orang tua juga memiliki harapan yang besar agar anaknya dapat diterima di PT pavorit. Untuk mencapai harapan tersebut, segala usaha dan persiapan dilakukan sejak dini dengan memilih sekolah menengah yang pavorit juga.
Pada kenyataannya tidak semua orang dapat merasakan kuliah di yang favorit, paling tidak karena alasan ekonomi atau tidak lulus dalam tes seleksi, bahkan mungkin saja karena cara pandang masyarakat yang tidak mementingkan studi di PT dan mengarahkan anaknya untuk memulai usaha atau bekerja.
Penentuan program studi yang akan dipilih dapat didasarkan oleh beberapa hal, yaitu : minat, bakat, prospeknya dalam dunia kerja, tuntutan orang tua dan berdasarkan pertimbangan lokasi dan biaya. Tentunya ada yang berdasarkan pilihan calon mahasiswa sendiri, orang tua, atau pengaruh dari saudara dan teman.
Setelah calon mahasiswa tersebut diterima di suatu PT, segala sesuatu belum berakhir, bahkan ia baru akan memulai perjalanan yang begitu panjang dalam usaha untuk meraih harapan masa depannya. Menjadi mahasiswa berbeda dalam segala hal ketika masih menjadi mahasiswa. Selama kuliah di PT, mahasiswa akan dibina dan membina diri untuk dipersiapkan dan mempersiapkan diri demi menyongsong masa depan sebagai penerus bangsa. Setiap mahasiswa tentunya tidak ingin mengalami kegagalam dalam kuliahnya di PT, karena dapat menjadi pertanda kegagalan untuk meraih masa depannya. Untuk itu, diperlukan suatu strategi yang matang dan dipersiapkan sejak awal untuk menempuh semua proses pembelajaran di PT agar memperoleh keberhasilan. Strategi yang dipersiapkan dapat menjadi acuan dan pengendali segala aktivitas selama di PT sehingga tetap berada bada jalur yang benar dalam mencapai harapan masa depan.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Tasikmalaya sebagai calon pendidik atau praktisi pendidikan dasar memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda dengan program studi lain. Mahasiswa PGSD disiapkan untuk menjadi guru-guru pejuang pendidikan di tingkat sekolah dasar. Dengan proyeksi seperti itu, tentunya dapat mempengaruhi juga pola aktivitas mahasiswa yang akan dilakukan sehingga menuntut strategi yang berbeda pula, walaupun secara umum mengharuskan strategi yang sama pula.
Tulisan ini sedianya akan membahas tentang strategi belajar di PT yang secara khusus disajikan untuk mahasiswa baru PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.
Mensyukuri Pilihan untuk Kuliah
Tanpa melakukan penelitian, sudah menjadi anggapan umum masyarakat bahwa PTN favorit adalan PTN dengan nama-nama terkenal seperti ITB, UI, UGM, IPB, dan UNPAD, setidaknya sebagai 5 besar. Pilihan lebih rincinya mengarah pada program-program studi favorit pada PTN tersebut. Ada beberapa alasan tentang pilihan ini, seperti : biaya yang relatif lebih rendah dibanding PTS dan secara relatif juga adalah kualitasnya. Walaupun tidak dapat di-nafi-kan bahwa ada program-program studi yang bagus kulaitasnya di PTS-PTS, walaupun tetap saja biayanya relatif lebih tinggi. Dimana posisi UPI ? Masyarakat dirasakan masih memandangnya sebagai PTN kelas dua bersama PTN mantan-mantan IKIP. Secara retoris saya dapat menyatakan bahwa penilaian tersebut belum tentu benar, tapi UPI sendiri harus membuktikannya kepada masyarakat.
Stigma tentang profesi guru kadang ambivalen yang di suatu sisi dianggap sebagai pahlawan pendidikan (tanpa tanda jasa) tapi di sisi lain bukan menjadi pilihan utama sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sering terdengar pernyataan, “kalau tidak diterima di mana-mana, coba saja jadi guru”. Pandangan tersebut, secara tidak langsung mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap PT pencetak para guru seperti UPI yang bukan sebagai pilihan yang pertama. Hal ini semata-mata berkaitan dengan masalah kualitas calon mahasiswa sebagai input dalam sistem pendidikan yang mengasilkan para guru. Sering menjadi kekhawatiran bahwa bagaiamana dapat membentuk calon guru dengan kualitas cemerlang jika calon mahasiswa sebagai input-nya bukan manusia-manusia unggulan. Pendapat ini mengandung asumsi bahwa apapun kualitas proses pendidikan hasilnya secara relatif membentuk kelas manusia yang sama. Tentunya asumsi ini belum tentu benar, dan kita harus berusaha untuk dapat menggugurkan asumsi tersebut paling tidak dengan usaha UPI yang terus menerus memperbaiki kualitas proses pendidikannya dalam rangka membentuk lulusan yang bermutu tinggi.
Ada angin segar yang sedang berhembus bagi profesi keguruan, ditandai dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui UU Guru dan Dosen. Perhatian pemerintah terutama terhadap kesejahteraan guru semakin meningkat dengan cara melakukan sertifikasi bagi guru dan dosen. Diupayakan adanya korelasi positif antara usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan meningkatkan kesejahteraan guru. Tampaknya inilah yang menyebabkan peningkatan animo masyarakat terhadap Lembaga Pendidikan Tingi Keguruan (LPTK) termasuk UPI.
Pada kesempatan membuka acara penyambutan mahasiswa baru (Senin, 25 Agustus 2008), Rektor UPI, Prof, Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. (Pikiran Rakyat, 26 Agustus 2008), menyatakan bahwa pada tahun ini terjadi peningkatan daya saing masuk UPI sebesar 22 %, yang dapat menjadi salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan di UPI. Oleh karena itu, mahasiswa baru yang diterima disetiap jurusan di UPI memiliki kualitas yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Seperti penerimaan untuk mahasiswa S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya kelas reguler daya saingnya sekitar 1 : 6, artinya setiap mahasiswa baru yang diterima mengalahkan sekitar 6 pesaingnya. Mudah-mudahan ini dapat menjadi indikator kualitas calon mahasiswa sebagai input dalam proses pendidikan.
Pilihan untuk melanjutkan kuliah tentunya merupakan jalan yang terbaik melihat kondisi masyarakat dan bangsa sekarang ini. Kesempatan yang tidak dapat dirasakan oleh setiap orang ini sebaiknya disyukuri secara mendalam agar menjadi nilai ibadah. Mungkin saja kuliah di PGSD bukan merupakan pilihan utama, tetapi mungkin saja jalan ke depan harus dilalui melalui jalur ini. Prosfek profesi guru ke depan memang lebih baik karena didukung oleh seperangkat kebijakan pemerintah, tetapi tidak menutup kemungkinan sebagian lulusan melakukan kiprahnya dalam dunia pendidikan lebih luas baik sebagai praktisi maupun para pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan.
Menyiapkan Diri untuk Kuliah
Kuliah jelas memiliki perbedaan dengan ketika sekolah di jenjang sebelumnya. Jika di SMA program yang diikuti dapat dengan mudah diikuti karena sudah tampak jelas, tetapi dalam menempuh perkuliahan, mahasiswa harus mampu memiliki perencanaan yang matang. Merencanakan perkuliahan berarti menentukan tujuan-tujuan yang harus dicapai selama kuliah sekaligus sebagai bekal untuk masa depan. Agar tujuan tersebut tercapai mahasiswa harus melakukan pengelolaan diri dan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut serta selalu merefleksi dan mengevaluasi diri sejauh mana tujuan telah tercapai. Hal yang dapat dilakukan sebelum perencanaan sebagai upaya pemahaman terhadap kehidupan di kampus adalah :
(1) Memahami sistem akademik
Setiap perguruan tinggi memiliki sistem akademiknya masing-masing yang berupa tata aturan segala proses akademik yang akan dijalani baik oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga administrasi. Sistem akademik ini biasanya tertuang dalam suatu pedoman akademik yang secara berkala diterbitkan oleh PT. Pedoman akademik itu secara garis besar menjelaskana semua prosedur akademik yang berkaitan dengan pembelajaran, penelitian dan pengabdian sesuai dengan tridarma perguruan tinggi.
Mahasiswa biasanya akan mendapat seperangkat pedoman akademik tersebut sebagai guideline selama menempuh perkuliahan. Pengenalan pertama terhadap pedoman ini biasanya saat kegiatan penerimaan mahasiswa baru seperti MIMOSA ini. Selanjutnya mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing akademik selama kuliah sampai lulus. Mahasiswa harus memahami bagaiaman struktur program mata kuliah, penyelenggaraan kegiatan akademik sampai penyelesaian program akademik
(2) Memahami lingkungan dan suasana kampus
Banyak hal yang harus dipahami berkaitan dengan lingkungan dan suasana kampus. Susana kampus dapat terlihat alamiah seperti fasilitas-fasilitas yang tersedia. Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah suasana aktivitas dan interaksi yang terjadi antar sivitas akademika atau dengan pihak masyarakat. Lingkungan kampus dapat berupa lingkungan inter maupun eksternal. Lingkungan internal kampus lebih banyak didominasi oleh kegiatan yang bersifat kurikuler dan ko-kurikuler. Sementara lingkungan eksternal kampus lebih luas lagi mencakup aktivitas masyarakat dan pemerintahan secara sosial, ekonomi, politik, agama dan budaya. Lingkungan yang harus dikenal mahasiswa seperti lingkungan tempat kost-an atau asrama.
Mahasiswa tentunya harus mampu mengenal lingkungan dan suasana kampus dengan baik, agar dapat menghindarkan diri dari kegiatan yang tidak bermanfaat bahkan merugikan seperti narkoba, pergaulan bebas, dan kegiatan-kegiatan yang lain yang bersifat destruktif bagi mahasiswa.
(3) Memahami kekuatan dan kelemahan diri
Sebelum mahasiswa menempuh segala aktivitas di kampus, mahasiswa harus terlebih dahulu memahami kekuatan dan kelemahan dirinya yang akan mendukung dan menghambat proses perkuliahan. Hal-hal yang perlu dipahami adalah : tujuan serta dasar pemilihan program studi; kemampuan ekonomi baik secara pribadi maupun ekonomi orang tua; dan gaya belajar. Mahasiswa harus mengetahui sejauhmana kemamuan ekonomi untuk mendukung sampai akhir kuliah. Gaya belajar perlu dipahami karena dalam kegiatan akademik seperti perkuliahan gaya belajar mahasiswa sangat menentukan keberhasilannya. Pemahaman tentang kekuatan dan kelamahan diri akan sangat bermanfaat dalam perencanaan dan perjalanan kuliah.
Merencanakan Strategi untuk Keberhasilan Kuliah
Setelah mampu memahami sistem akademik, lingkungan, serta kelebihan dan kelemahan diri, mahasiswa dapat merencanakan strategi untuk keberhasilan kuliah. Hal-hal yang harus dilakukan dalma perencanaan adalah : (1) menetapkan dan memantapkan tujuan jangka menengah (selama kuliah) dan jangka panjang (pasca kuliah); dan (2) merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Tujuan yang dibuat harus spesifik. Sebaiknya, tujuan yang terlebih dahulu harus dimantapkan adalah tujuan jangka panjang sebagai acuan semua aktivitas jangka pendek (bulan atau semester) dan jangka menengah. Tujuan jangka panjang adalah proyeksi masa depan yang harus ditentukan oleh mahasiswa. Hal ini berkaitan dengan impian di masa depan. Menetapkan tujuan jangka panjang harus didasarkan pada kesadaran diri pada impian yang diinginkan dapat berupa profesi, kekayaan, pendidikan, atau peran di masyarakat. Tujuan ini dapat sesuai dengan program studi dan mungkin saja keluar dari jalurnya. Tujuan jangkan panjang paling tidak dapat dicapai mulai 10 tahun ke depan. Seorang mahasiswa PGSD dapat memproyeksikan dirinya dimasa depan sebagai guru SD, sebagai aktivis pendidikan, pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, melanjutkan studi ke jenjang berikutnya dan bahkan dapat keluar dari jalur seperti pengusaha atau aktivis politik. Tetapi yang lebih diharapkan dapat konsisten sesuai bidang studinya
Dari tujuan jangka panjang kemudian dirancang tujuan jangka menengah, yaitu selama kuliah (4 tahun). Hal-hal yang dapat direncanakan adalah :
(1) Menetapkan lama waktu tempuh kuliah
Kuliah pada program S1 sudah ditetapkan dapat ditempuh dalam waktu 8 semester (4 tahun). Dan mahasiswa diusahakan supaya dapat selesai tepat waktu. Tetapi waktu ini dapat dipengaruhi oleh target lain, misalnya ketika mahasiswa memutuskan untuk aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan baik intra maupun ekstra yang mungkin saja mengganggu waktu perkuliahan. Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sering terganggun proses perkuliahan. Bukan tidak mungkin mahasiswa yang sudah menikah membagi waktu kuliah dengan mengurus rumah tangga dan anak.
Dari berbagai hal yang dapat mengganggu proses perkuliahan sebaiknya dapat diantisipasi sejak awal, bisa dengan mengatasi msalah terseut dan lulus tepat waktu atau menetapkan waktu melebihi program 4 tahun.
(2) Merencanakan keuangan untuk biaya perkuliahan
Mahasiswa ada membiayai sendiri kuliahnya tetapi kebanyakannya masih dibiayai oleh orang tuanya, karena memang belum bekerja sama sekali. Jaminan biaya dari orang tua jangan membuat mahasiswa melakukan pengeluaran semaunya. Belum lagi tidak semua orang tua mahasiswa memiliki keuangan yang stabil dan mencukupi. Oleh karena itu, mahasiswa harus memiliki perencanaan keuangan sekaligus mengontrol anggaran yang telah dibuat. Hal-hal yang harus diperhatikan mahasiswa dalam pembiayaan adalah SPP, sewa kost, buku, alat-alat kuliah, foto copy dokumen, biaya makan dan lain-lain. Mahasiswa harus mengetahui berapa anggaran yang diperlukan. Apakah semuanya dapat diatasi dengan biaya dari orang tua ? Kalau tidak, apakah harus mengurangi anggaran atau mencari pekerjaan ?
(3) Merencanakan aktivitas sebagai mahasiswa
Sering ada sekelompok mahasiswa yang dijuluki sebagai academic oriented. Istilah itu menunjuk pada mahasiswa yang hanya mengikuti kegiatan akademik formal selama perkuliahannya. Kegiatan di kampus ada yang bersifat kurikuler (perkuliahan), kokurikuler (penunjang perkuliahan), dan ekstrakulikuler (kegiatan kemahasiswaan). Pertanyaannya, mana yang paling dianggap penting untuk membantu mencapai tujuan mahasiswa. Jika tujuannya menyelesaikan studi dalam 4 tahun dan target IPK yang bagus, maka mahasiswa academic oriented lebih mudah mencapai target tersebut. Tetapi, apakah semua itu cukup sebagai modal berkiprah dimasyarakat ? Tentunya keberhasilan dimasa depan perlu ditunjang juga dengan pengembangan diri yang dapat dijembatani oleh kegiatan kemahasiswaan baik internal maupun eksternal.
Setiap mahasiswa boleh memilih bagaimana fokus selama perkuliahan tetapi semuanya itu harus direncanakan sejak awal apakah hanya mau sekedar academic oriented atau lebih dari itu menjadi aktivis mahasiswa sekaligus. Perlu perencanaan yang matang untuk memproyeksikan semua aktivitas yang akan dijalani selama perkuliahan.
Faktor-fakor Penentu Keberhasilan Kuliah
Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa perencanaan dalam menempuh perkuliahan sangat penting dalam keberhasilan kuliah. Dalam palaksanaannya tentunya keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti berikut ini :
(1) Gaya belajar sebagai mahasiswa
Gaya belajar di PT tentunya berbeda dengan jenjang sebelumnya seperti SMA. Mahasiswa dituntut untuk mampu mandiri belajar baik secara individual, kelompok, dalam perkuliahan, dan mengusai sumber-sumber informasi dan pelajaran baik di perpustakaan maupun internet.
Mahasiswa harus mampu mendisiplinkan diri untuk belajar baik di rumah atau kost dan di kampus. Mahasiswa sebaiknya dapat belajar secara individu dan kelompok dengan baik. Belajar kelompok akan memberikan percepatan belajar karena ada interaksi sesama mahasiswa. Sebelum perkuliahan, mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri baik mental maupun kesiapan mempelajari bahan perkuliahan. Selama perkuliahan mahasiswa harus mampu untuk aktif dalam perkuliahan baik interaksi dengan mahasiswa lainnya maupun dengan dosen.
Di sisi lain, mahasiswa harus mampu memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar dan berdiskusi dengan sesama mahasiswa. Kemajuan teknologi internet menuntut pula mahasiswa untuk mampu menggunakan teknologi tersebut untuk mencari sumber-sumber pengetahuan atau bahan perkuliahan.
Mahasiswa harus memiliki budaya membaca yang tinggi. Oleh keran itu, mhasiswa perlu menetapkan target membaca buku baik buku perkuliahan atau buku umum dalam periode waktu tertentu untuk mengasah dan menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa.
Mahasiswa yang kurang mampu beradaptasi dengan sistem dalam perkuliahan akan merasa tertinggal dengan mahasiswa yang lainnya oleh karena itu, perlu memahami kekurangan dirinya dan berusaha untuk mengejar ketertinggalannya.
(2) Hubungan dengan dosen
Dosen adalah guru di PT tetapi perannya lebih luas lagi tidak hanya memberikan materi pelajaran tetapi merancang situasi agar mahasiswa dapat melaksanakan aktivitas belajar di kampus. Hubungan baik dengan dosen akan menambah kualitas dari interaksi yang bersifat akademik dalam upaya menambah dan memperdalam wawasan dan pengetahuan mahasiswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Dosen lebih memiliki otoritas yang tinggi dibanding guru dalam melaksanakan program perkuliahan oleh karena itu mahasiswa perlu memahami gaya setiap dosen dalam mengajar. Sebaiknya, mahasiswa lebih memanfaatkan dosen untuk kegiatan yang menunjang peningkatan bidang akademik.
Di PT, dosen dapat menjadi pejabat struktural, pembimbing akademik, pembimbing kemahasiswaan dan sebagai pengajar. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menyesuaikan diri dengan setiap peran dari dosen tersebut. Mahasiswa harus memiliki hubungan yang baik dengan dosen demi keberhasilan kuliah.
(3) Interaksi sesama mahasiswa
Selain hubungan dengan dosen, mahasiswa pun harus memiliki hubungan dan kerja sama dengan mahasiswa lainnya. Dalam program perkuliahan. Mahasiswa sebaiknya membentuk kelompok-kelompok belajar untuk menyelesaiakan dan mencapai tugas-tugas perkuliahan. Di sisi lain, mahasiswa dapat berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan minat, bakat, wawasan serta pengalaman sebagai bekal berkecimpung di masyarakat.
Mahasiswa sebaiknya melakukan hubungan dengan mahasiswa lainnya dalam bentuk yang sesuai dengan norma-norma akademik, moral dan agama sehingga terhindar dari efek-efek yang negatif secara sosial. Hubungan yang baik dan sehat antar sesama mahasiswa akan membantu keberhasilan dalam perkuliahan
(4) Keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaan
Sejak mulai menjadi mahasiswa baru, mahasiswa sudah dapat melibatkan diri dalam setiap kegiatan kemahasiswaa. Dimulai dengan kegiatan pengenalan kampus (di UPI disebut MIMOSA), kegiatan pengkaderan, menjadi pengurus organisasi kemawasiswaan (Ormawa), unit kegiatan kemahasiswaan (UKM), kegiatan keagamaan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar kampus untuk menambah horizon pengalaman mahasiswa.
Pemilihan jenis kegiatan sangat menentukan terhadap proses selama studi. Sebagian mahasiswa berhasil membagi waktu dengan kegiatan kuliah, sebagian lain terganggu kuliahnya, namun ada juga mahasiswa yang tidak mendapatkan sesuai dari beraktivitas dalam kegiatan kemahasiswaan.
Sebelum menentukan pilihan aktivitas dalam kegiatan kemahasiswaan, mahasiswa harus terlebih dahulu memahami tujuan untuk aktif bisa didasarkan pada minat dan bakat atau karena tujuan untuk mengembangkan diri dalam bidang organisasi. Mahasiswa harus terlebih dahulu memahami segala konsekuensi ke depan baik dari segi waktu, biaya atau pengaruhnya terhadap tugas kuliah.
(5) Interaksi dengan masyarakat
Mahasiswa akan sering berinteraksi dengan masyarakat baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Selain dosen di kampus ada pegawai administrasi sebagai pihak yang beran dalam memperlancar prosedur-prosedur akademik. Selain itu juga para warga kampus seperti pedagang yang menjadi bagian dari kampus.
Semantara itu, masyarakat di luar kampus seperti di lingkungan kostan menjadi bagian yang sering membantu kelancaran studi di PT. Pemilihan tempat kost atau asrama yang strategis dilihat dari kondusif tidaknya terhadap kegiatan belajar. Mahasiswa dapat berinterkasi secara luas dengan masyarakat selama menunjang pada program perkuliahan dan membantu dalam pengembangan diri mahasiswa. Lebih dari itu dalam keigatan kemahasiswaan harus juga ditonjolkan sisi pengabdiannya kepada masyarakat.
Penutup
Kesempatan untuk kuliah di PT adalah kesempatan yang harus dapat dimanfaatkan oleh setiap mahasiswa apalagi diterima PTN. Kesempatan ini harus disyukuri dalam wujud kesungguhan dalam belajar selama kuliah serta dalam beraktivitas secara luas baik dalam ruang lingkup kampus maupun di luar kampus.
Perencanaan yang matang dalam perkuliahan akan membantu para mahasiswa memproyeksikan masa depannya karena mahasiswa tersebut akan mampu mengorganisir segala sumber daya yang ia miliki dalam membangun kapasitas dirinya lebih baik.
Keberhasilan kuliah akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : gaya belajar mahasiswa, interaksi dengan dosen, sesama mahasiswa, masyarakat kampus serta keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaa. Faktor-faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa dalam mengelola waktu dan sumber daya serta kemampuannya berinteraksi secara baik dengan semua pihak.
Kamis, 11 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar